Oleh: Mumsikuddiin Zuhdan
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada satupun
hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka, Ultahku
besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang terpajang di
kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul “Belum
ulangtahunku”. Selagi aku bahagia,
kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku bahagia,
kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”. Selagi aku
bahagia, kuceritakan apa yang aku tulis di diary. Seperti inilah apa yang
kutulis:
Belum ulangtahunku
Ku kira, hari ini adalah ulangtahunku,aku pun berharap ada yang memberiku
hadiah yang kuidam-idamkan, Bintang Tujuh. 5.30; Ku buka mataku. Tak ada hadiah
yang langsung muncul di depan mata, layaknya di film. 10.00; masih belum ada
satupun hadiah yang kuterima. 15.00; masih nihil. 19.45; AH! Tak kusangka,
Ultahku besok, itu kuketahui setelah kumelirik kalender partai PDIP yang
terpajang di kamarku. Malamnya, kutulis itu semua dalam diaryku. Kuberi judul
“Belum ulangtahunku”.
Selesai.